Senin, 30 September 2013

Air Conditioner

Pendingin ruangan atau air conditioner (AC) sekarang banyak digunakan pada mobil – mobil penumpang yang membutuhkan kenyamanan. Di samping dapat mendinginkan ruangan, AC juga membawa akibat positif lainnya, yaitu terhadap faktor aerodinamika (aliran udara) pada permukaan badan mobil. Ini disebabkan karena jendela dan pintu harus tertutup pada waktu AC dihidupkan. 

Komponen – komponen utama peralatan AC terdiri atas:


  1. Receiver drier. Receiver drier berfungsi untuk menyimpan refrigerant cair hingga saatnya diperlukan. Dalam receiver drier terdapat saringan untuk menyaring kotoran dan bahan pengering untuk menyerap uap air yang biasa masuk.
  2. Katup ekspansi. Katup ekspansi berfungsi untuk alat pengatur dari refrigerant di dalam sistem dan memisahkan bagian bertekanan tinggi dengan bagian bertekanan rendah. Katup ekspansi terletak pada sisi masuk evaporator.
  3. Evaporator. Evaporator merupakan bagian AC di mana refrigerant menguap dan mengambil panas dari udara yang mengalir.
  4. Kompresor. Kompresor bertugas untuk menaikkan tekanan uap refrigerant agar mudah berkondesasi di dalam kondensor. Di samping itu kompresor juga berguna untuk menjaga tekanan di evaporator agar tetap rendah. Kompresor ini digerakkan oleh tenaga motor melalui sabuk dan kopling magnet. 
  5. Kondensor. Kondensor berguna untuk mendinginkan uap refrigerant sehingga berkodensasi (mengembun). Biasanya kondensor dipasang di depan radiator agar mendapat pendinginan dari kipas radiator.

Instalasi sistem AC pada mobil penumpang

Air Conditioner

Keterangan :

  1. Katup termostatic
  2. Kontrol servo
  3. Kontrol sambungan selang
  4. Katup tekanan tinggi
  5. Kondensor
  6. Receiver drier
  7. Kompresor
  8. Katup tekanan rendah
  9. Blower
  10. Katup ekspansi
  11. Evaporator
  12. Register

Pemeriksaan dan perawatan:


  1. Hidupkan motor dan AC mobil selama beberapa menit. Lalu periksa cairan pendingin melalui kaca di atas tabung. Jika terjadi gelumbung – gelumbung udara di dalam cairan itu berarti cairan pendingin volumenya kurang. Jika tidak terjadi gelumbung – gelumbung udara maka mungkin jumlah cairan pendingin sudah cukup atau kosong sama sekali.
  2. Rasakan dengan tangan suhu pada pipa saluran masuk dan pipa saluran keluar pada kompresor. Kalau suhunya sama berarti cairan pendingin  kosong. Tapi bila suhunya berbeda, berarti jumlah cairan pendingin cukup.
  3. Matikan AC mobil. Periksa kaca tabung. Jika tetap jernih maka hal itu menunjukkan cairan pendingin terlalu banyak. Kalau ada buih yang terlihat pada kaca tabung maka berarti cairan pendinginnya sudah cukup.
  4. Periksa pipa saluran AC dan sambungan – sambungannya dari kemungkinan bocor, rusak, kotor, terpuntir dan sebagainya.
  5. Hidupkan lagi motor dan AC. Jika makin lama pendinginannya berkurang maka ada kemungkinan evaporator tidak bekerja dengan baik.
  6. Bila selama AC dihidupkan kompresor mengeluarkan bunyi yang keras dan tidak halus maka mungkin sekali hal itu disebabkan kompresor yang tidak bekerja dengan baik.
  7. Bersihkan seluruh komponen AC dari kotoran seperti debu, karat dan sebagainya.
  8. Rawatlah komponen – komponen AC secara berkala sesuai dengan petunjuk perawatan.


Read More

Minggu, 29 September 2013

Badan mobil

Badan mobil adalah bagian paling luar dari sebuah mobil. Bagian ini diikat dengan kerangka (chasis) agar kuat duduknya. Oleh karena badan mobil langsung tampak oleh penglihatan kita maka badan mobil dibuat menarik, baik dari segi bentuk maupun warnanya. Pemilik mobil pada umumnya hanya merawat warna cat dan keawetan bahan badan mobil sedangkan untuk bentuk badan mobil hampir tidak ada pemilik yang melakukan perubahan karena untuk melakukannya diperlukan perhitungan yang rumit.

Konstruksi badan mobil ada dua macam yaitu:


  1. Konstruksi integral. Konstruksi integral adalah suatu jenis konstruksi mobil di mana badan mobil tidak dapat dipisahkan dari rangka. Jadi badan mobil dibuat menjadi satu dengna kerangka. Konstruksi integral ini juga disebut frameless, unitary construction, monocoq body, atau uniframe. Dengan konstruksi ini berat mobil menjadi ringan.
  2. Konstruksi komposit. Pada konstruksi komposit kerangka dan badan mobil dibentuk menjadi dua bagian yang terpisah. Badan dihubungkan pada rangka dengan perantara bracket mounting yang disambungkan dengan rangka dan dihubungkan dengan badan mobil dengan menggunakan baut. Konstruksi model ini banyak digunakan pada jenis mobil model lama dan pada kendaraan – kendaraan berat. 

Pemeriksaan dan perawatan


  1. Periksa bagian – bagian yang mudah  berkarat seperti daun pintu bagian tepi dan engsel – engsel. Bersihkan dengan ampelas.
  2. Basahi seluruh badan mobil dengan air yang diberi sampo khusus (car shampoo)
  3. Bilas dengan air bersih sampai tidak ada sampo yang tertinggal dan bekas kotoran yang menempel. Semprot bagian kolong mobil sampai bersih.
  4. Keringkan dengan kain yang bersih sampai tidak ada bintik air lagi yang tertinggal. Jika setelah kering ingin disermir (polish) maka gunakan semir cair karena tidak menyebabkan cat menjadi cepat memudar.
  5. Bersihkan kaca depan dengan larutan khusus pembersih kaca. Sedapat mungkin jangan menggunakan detergent karena  akan meninggalkan lapisan tipis pada kaca yang dapat mengganggu pemandangan.
  6. Khusus untuk bagian dalam kaca belakang yang dipanasi dengan sistem listrik harus dibersihkan dengan kain yang agak basah agar rangkaian listrik pada kaca terhindar dari kerusakan.
  7. Bagian lain yang perlu dibersihkan secara khusus adalah adalah lapisan jok, lapisan pintu, dan atap dalam mobil. Bersihkan bagian – bagian tersebut dengan kain basah karena bagian tersebut biasanya terbuat dari bahan kulit, imitasi atau plastik.
  8. Jika bagian dalam ruangan dilapisi dengan bludru wool maka bersihkanlah dengan alat khusus untuk menghisap debu.
  9. Agar cat mobil tetap mengkilap, perhatikan hal – hal berikut ini:
    1. Jangan mencuci mobil di bawah panas matahari. Cat akan lebih cepat memudar dan menipis.
    2. Jangan membersihkan mobil dengan kain kering tanpa membasahi terlebih dahulu mobil dan kainnya. Debu atau kotoran yang ada akan menyebabkan goresan pada cat mobil. 
    3. Jangan menyemprotkan air terlalu kuat pada waktu membersihkan badan mobil.
    4. Jangan menggunakan detergent keras, minyak tanah dan alkohol untuk membersihkan kotoran yang melekat pada cat mobil karena umumnya cat tidak tahan terhadap  bahan – bahan tersebut. 
    5. Bahan pembersih yang mengandung silikon atau unsur lainnya jangan digunakan untuk membersihkan kaca. 

Pelumasan badan mobil

Pelumasan pada bagian badan mobil juga diperlukan secara terus menerus dengan selang waktu tertentu. Pelumasan dilakukan pada bagian – bagian yang bergerak seperti engsel daun pintu, engsel jok, engsel tutup motor dan sebagainya. Apabila tidak dilumasi maka bagian – bagian tersebut akan cepat aus, berkarat dan menimbulkan suara jika bergerak. Lama kelamaan keausan dan karat akan menjalar ke bagian lainnya. Meskipun selalu dilumasi tetapi bila selang waktunya terlalu lama maka bagian – bagian tersebut sudah terlanjur kering. Oleh karena itu tentukan sendiri berapa lama bagian – bagian tersebut perlu dilumasi lagi. Pelumasan yang sering digunaka untuk mobil ada tiga macam, yaitu pelumasan untuk motor, pelumasan roda gigi, dan gemuk untuk chasis dan engsel – engsel lainnya. Masing – masing jenis pelumas tidak bisa dipertukarkan penggunaanya karena masing – masing mempunyai kekentalan yang berbeda. Oleh karena itu bacalah petunjuk pemakaiannya sebelum suatu minyak pelumas digunakan. Untuk melumasi chasis dan badan mobil yang paling cocok adalah gemuk karena gemuk tidak menetes sehingga dapat bertahan cukup lama. Namun seperti halnya minyak pelumas lainnya gemuk pun makin lama makin berkurang kualitasnya sehingga perlu selalu diganti. Penggunaan gemuk harus disesuaikan dengan sifat dan bagain yang akan dilumasi. Ada gemuk yang memiliki sifat tahan air, ada yang memiliki sifat sebagai penahan panas yang baik, ada juga yang bersifat tahan panas yang baik sekaligus tahan air. Agar penggunaan gemuk bisa sesuai dengan fungsinya maka lebih baik ikuti petunjuk yang ada pada bungkusnya.

Pelaksanaan pelumasan


  1. Periksa pengikatan kaca spion, bemper – bemper, dan mur baut pada plat nomor.
  2. Periksa mur baut pengikat kursi duduk. Bagian ini jika berkarat akan menjalar ke bagian yang lain dengan cepat. 
  3. Lumasi engsel tutup  motor. Jika berkarat maka bersihkan terlebih dahulu.
  4. Lumasi kunci tutup motor dengan vet. Jika kabel penarik kunci jalannya cukup berat maka hal itu berarti perlu dilumasi karena kunci itu sudah terkena karat.
  5. Bagian lain yang perlu dilumasi adalah garpu kunci pada pintu, dan kunci pada pintu.
  6. Periksa engsel – engsel pintu. Lumasi engsel pintu dengan oli atau vet. 
  7. Jika pada mekanik kunci ada lubang pelumasan maka berilah sedikit pelumasan pada lubang tersebut.
  8. Bersihkan bekas – bekas pelumas yang mungkin masih melekat pada badan mobil dengan menggunakan kain. 

Perawatan mekanik penggerak kaca jendela:

Kaca jendela pada ruang kemudi sering mengalami gangguan yaitu sulit untuk dinaik turunkan. Banyak pemilik mobil yang enggan memperbaikinya karena dianggap kurang penting atau sulit untuk diperbaiki. Fungsi kaca jendela tersebut adalah untuk mencegah masuknya debu, air hujan, serta udara dingin. Lebih dari itu jendela kaca tersebut juga berfungsi sebagai pengaman, yaitu melindungi pengemudi dari kejahatan. Dengan demikian jendela kaca seharusnya mudah untuk dinaik turunkan dengan perantara pemutar dari dalam ruang kemudi. Jika kaca jendela terasa berat untuk difungsikan maka mungkin ada kerusakan pada unit pemutarnya. Untuk memperbaikinya lakukan pemeriksaan sebagai berikut:

  1. Turunkan kaca jendela sampai habis dengan menggerakkan pemutarnya dari ruang kemudi. 
  2. Lepaskan pegangan pintu, pemutar kaca, dan penutup bagian dalam pintu.
  3. Lepas baut pegangan kaca pada regulatornya sampai kacanya lepas.
  4. Lepas regulator kaca. Jika regulatornya terlalu kotor, berkarat atau pelumasnya kering maka bersihkan dengan solar atau minyak tanah kemudian berilah pelumas dengna gemuk atau vet pada bagian – bagian yang berputar. Bila regulator rusak maka harus diganti dengan yang baru.
  5. Bersihkan atau ganti karet lajur (chanel) kacanya
  6. Pasang kembali regulator kaca,kaca, dan pegangannya pada regulator.
  7. Naikkan kaca jendela sampai setengahnya. Tepatkan pada lajurnya
  8. Keraskan baut pengikat regulatornya.
  9. Pasang lagi penutup pintu bagian dalam, pegangan pintu, pembuka pintu, dan pemutar kaca.
  10. Bersihkan kotoran – kotoran atau bekas – bekas pelumas yang menempel pada kaca dan daun pintu.
Badan mobil

Badan mobil


Read More

Sabtu, 28 September 2013

Pengecatan

Pengecatan badan mobil dapat dilakuan sendiri , terutama untuk mobil – mobil biasa dan bukan mobil mewah. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan pengecatan adalah dempul, cat dasar, cat warna, bahan polis, pengencer (thinner), flincoat, pembersih karat, dan amplas.

1. Dempul

Ada tiga macam dempul yang biasa digunakan pada pengecatan badan mobil, yaitu dempul plastik, dempul plamir, dan dempul buatan.

  1. Dempul plastik. Dempul plastik bersifat cepat keras dan kering. Oleh karena itu gunakan secukupnya saja. Pekerjaan harus cepat untuk mencegah pemborosan penggunaan dempul.
  2. Dempul plamir. Dempul plamir adalah dempul biasa yang dijual dalam kaleng. Dempul plamir dapat langsung digunakan. Karena agak lama mengeringnya maka sebaiknya digunakan sedikit demi sedikit.
  3. Dempul buatan. Dempul buatan merupakan campuran dari dempul plamir dengan cat dasar dan bedak talk. Perbandingan campuran yang dianggap baik adalah 1 kg cat dasar ditambah ¼ kg bedak talk yang diaduk hingga sempurna, dan kemudian ditambah dempul plamir secukupnya (kurang lebih 1/4kg).

2. Cat dasar 

Cat dasar sering juga disebut meni.ada dua macam cat dasar yang umum digunakan, yaitu cat dasar merah dan cat dasar abu – abu. Cat dasar merah digunakan sebagai cat dasar pertama; cat dasar abu – abu digunakan sebagai cat dasar kedua atau sebagai pelapis setelah pekerjaan lanjutan dan pendempulan.

3.Cat warna (cat duco)

Cat duco adalah istilah yang umun dikenal di masyarakat. Sebenarnya duco adalah merek cat yang pertama kali dapat disemprotkan. Cat warna ada dua macam yaitu;

  1. Cat kering oven. Zat perekat cat ini terdiri atas campuran yang hanya akan mengering bila lapisan cat mencapai suhu 120 – 150 derajat celcius.
  2. Cat kering udara. Biasanya bengkel karoseri menggunakan cat ini untuk memperbaiki kerusakan cat atau untuk pengecatan ulang seluruh badan mobil.

4.Bahan polis

Bahan polis biasanya berwarna coklat muda. Bahan polis berguna untuk melicinkan permukaan cat yang telah kering sehingga cat tampak mengkilat. Ada dua macam bahan polis yang biasa digunakan, yaitu kompon dan kit. Kompon adalah jenis bahan polis yang agak kasar sedangkan kit adalah jenis polis yang halus. Kit ini digunakan setelah kompon.

5.Pengencer (thinner)

Pengencer (thinner) atau solvent berwarna bening dan berbau khas menyengat hidung. Zat cair ini mengencerkan campuran zat pewarna dan zat perekat hingga menjadi agak encer dan dapat dikerjakan selama pembuatan cat. Pengencer juga menurunkan kekentalan cat.

6.Flin coat

Flin coat berguna untuk mencegah karat pada bagian yang sering terkena air. Flin coat berwarna hitam agak kental seperti cat. Flin coat yang beredar di pasaran ada bermacam – macam mereknya, antara lain;

  • Dinitrol, AB. Tikamin, buatan swedia
  • Tectyl, buatan swis
  • Coroterol, buatan jerman
  • Tuff Kote Dinol, buatan Amerika Serikat

7.Pembersih karat

Pembersih karat (rust remover) adalah bahan kimia untuk membersihkan karat yang menempel pada bagian chasis dan badan mobil. Penggunaanya adalah dengan cara digosokkan atau disapukan pada bagian yang akan dibersihkan.

8.Ampelas

Kertas ampelas berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan cara digosokkan. Halus dan kasarnya kertas ampelas ditunjukkan oleh angka yang tercantum di balik kertas ampelas tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan rapat susunan pasir ampelas kertas itu.


Peralatan yang diperlukan dalam pengecatan adalah kompresor, katup reduksi, pipa – pipa saluran cat, pipa – pipa saluran udaram dan spraygun (penyemprot).

1.Kompresor

Kompresor harus selalu diletakkan di tempat yang sejuk dan bebas debu tetapi jangan terlalu jauh dari ruangan penyemprotan karena hal ini akan mengakibatkan berkurangnya tekanan apabila pipa udara terlalu panjang.

2.Katup reduksi, alat pemisah air dan minyak.

Katup reduksi  ini memungkinkan tukang – tukang cat untuk mengatur tekanannya sesuai dengan kekentalan dan jumlah cat yang dipakai. Alat ini harus sering dikeringkan.

3.Pipa – pipa saluran cat

Pipa – pipa saluran cat sebaiknya sependek mungkin untuk mencegah kemungkinan penurunan tekanan. Pipa saluran ini harus tahan terhadap bahan pelarut dan pengencer (thinner). Juga harus tahan terhadap panas agar dapat digunakan pada penyemprotan panas.

4.Pipa – pipa saluran udara.

Pipa saluran udara harus tahan terhadap tekanan antara 3 sampai 6 atmosfir. Pipa – pipa saluran udara juga harus dibuat sependek mungkin untuk mencegah penurunan tekanan udara dan mengurangi berat pipa tersebut. Pipa – pipa yang panjang akan memberatkan dan mempersulitkan pekerjaan pengecatan.

5.Spray gun

Ada dua macam spray gun, yaitu untuk tekanan tinggi dan untuk tekanan rendah. Pilihlah spray gun yang cocok dan enak digunakan. Spray gun yang terlalu besar akan menyebabkan cepat lelah. Hal ini akan berpengaruh pada hasil pengecatan.

Agar diperoleh hasil pengecatan yang baik, pengecatan dengan sistem semprot hendaknya dilaksanakan di ruangan tertutup. Sistem ventilasi diatur sedemikian rupa sehingga udara harus masuk ruangan dekat langit – langit atap dan harus keluar dari ruangan dekat lantai bawah pada dinding yang berlawanan. Aliran udara ini akan melalui seluruh ruangan dan akan membawa debu – debu semprotan keluar dari ruangan. Penerangan dalam ruangan itu juga harus diatur sehingga lampu – lampu bersinar dari kedua belah sisi dinding dan dari atas . Dengan cara ini kecermatan terhadap pengecatan dapat lebih baik karena lapisan cat disinari oleh lampu dari segala arah.

Cara mendempul;


  1. Bersihkan bagian – bagian yang akan didempul. Bila berkarat maka bersihkan dengan pembersih karat dan ampelas.
  2. Periksa bagian – bagian yang akan didempul. Apabila masih banyak lekukan maka ratakan dengan palu khusus.
  3. Bersihkan bagian – bagian yang sudah rata dengan udara bertekanan. 
  4. Siapkan cat dasar yang sudah dicampur dengan pengencer (thinner). Perhatikan perbandingannya biasanya 1:1.
  5. Lakukan pengecetan dasar pada bagian yang akan didempul dengan meni. Tekanan udara semprot antara 0,5 – 2 kg/cm2.
  6. Semprot bagian yang dicat dasar. Jarak spray gun antara 8 sampai 10 inchi. 
  7. Ratakan bagian yang lekuk dengan dempul. Biarkan dempul hingga kering.
  8. Tambahkan dempul pada bagian yang belum rata. Lakukan pendempulan ulang hingga seluruh bagian rata dan baik.

Teknik menggunakan spray gun yang benar. 


  1. Jarak spray gun terhadap bidang yang dicat antara 7 sampai 8 inchi.
  2. Gerakan spray gun adalah dalam arah lurus mendatar dengan jarak yang sama. Jika jarak spray gun berubah – ubah maka tebal hasil pengecetan tidak akan sama. 
  3. Lebar kipas spray gun harus diatur sedemikian rupa sehingga pemakaian cata dapat dibatasi sehemat mungkin. Aturlah kipas semprot sesuai dengan ukuran benda yang akan dicat. 
  4. Kecepatan gerak spray gun harus tetap tidak berubah – ubah. Kecepatan yang berubah –ubah mengakibatkan pengecatan tidak merata. Untuk menentukan kecepatan gerak spray gun harus dipertimbangkan jumlah cat yang keluar dari ujung spray gun. 
  5. Jika akan menyemprot sebuah plat maka kedua ujungnya harus disemprot terlebih dahulu. Sesudah itu sisa seluruh permukaan disemprot dan akhirnya kedua ujungnya disemprot lagi.
  6. Penyemprotan benda kerja yang kecil dalam jumlah yang cukup banyak dilakukan dengan menempatkan benda – benda tersebut pada rak dan disemprot sekaligus secara bersamaan.
  7. Penyemprotan benda kerja seperti pagar kawat dan sejenisnya dianjurkan dengna memasang perisai di belakang benda kerja tersebut agar sebagia dari cat yang terlempar kembali dapat membantu menutup bagian belakang dari kawat – kawat pagar tersebut.
  8. Untuk penyemprotan benda kerja yang bulat caranya adalah sebagai berikut;
    1. Benda berbentuk silinder dengan diameter kecil harus disemprot tegak lurus ke atas dan ke bawah berulang – ulang hingga cat dapat merata.
    2. Benda berbentuk silinder dengan ukuran yang cukup besar disemprotkan dengan cara yang sama seperti permukaan yang datar dengan jarak penyemprotan yang lebih pendek.
    3. Benda – benda kerja bulat dengan permukaan datar disemprot  dengan cara yang sama seperti permukaan datar biasa. 

Agar pengecatan baik kualitasnya, perhatikan hal – hal berikut ini:


  1. Bersihkan permukaan yang akan dicat dengan thiner pencuci untuk menghilangkan wax, silicon, minyak, gemuk dan kotoran lainnya.
  2. Permukaan yang akan dicat harus betul – betul halus. Untuk itu gosoklah permukaan benda kerja dengan ampelas yang halus.
  3. Gunakan pengencer / thinner yang bermutu tinggi dan aduklah dengan sempurna.
  4. Jangan mengeringkan cat dalam ruangan tertutup.

Perawatan spray gun


  1. Buka tempat cat dan lepas nosel udara.
  2. Buka nosel udar dan pancarannya. Celup dalam thinner dan bersihkan.
  3. Beri pelumas pada bagian yang bergerak / berputar.
  4. Bersihkan spray gun setiap kali selesai digunakan.



Read More

Jumat, 27 September 2013

Teknik Mendongkrak Mobil


Hampir untuk setiap pekerjaan memperbaiki, merawat, atau menyetel bagian chasis mobil dipergunakan dongkrak. Untuk itulah bagi para mekanik khususnya dan pemilik mobil pada umumnya harus tahu bagaimana cara mendongkrak mobil yang aman. Di samping itu perlu juga diketahui bagian - bagian mana saja yang cukup kuat untuk digunakan sebagai tempat penyangga mobil. Dongkrak yang digunakan pada bengkel mobil umumnya adalah dongkrak ulir dan dongkrak buaya. Dongkrak ulir dengan konstruksinya yang kecil mempunyai keuntungan, yaitu tidak memerlukan tempat yang luas. Tetapi dongkrak in kurang stabil karena landasannya kurang lebar. Oleh karena itu pada waktu mobil didongkrak dengan dongkrak ulir maka jagalah agar roda jangan sampai berputar. Apabila bagian depan mobil yang didongkrak maka roda belakang harus direm. Jika bagian belakang yang didongkrak maka ganjallah roda depan. Hal ini berbeda dengan apabila mobil didongkrak dengan dongkrak buaya. Jika mobil didongkrak dengan dongkrak buaya maka roda mobil harus dapat berputar agar roda dapat menyesuaikan dengan perubahan posisi chasis mobil terhadap lantai. 

Cara mendongkrak mobil 

  1. Gunakan dongkrak yang kekuatannya lebih besar dari pada berat mobil
  2. Pastikan bahwa dongkrak masih bekerja dengan baik
  3. Tempatkan dongkrak pada bagian yang kuat, misalnya di chasisi atau dudukan per. Jangan menempatkan dongkrak pada bagian badan mobil.
  4. Pada waktu mendongkrak, bebaskan semua rem, termasuk rem tangan, agar roda - roda bisa berputar pada waktu mobil bergerak naik
  5. Bila mobil akan didongkrak dalam waktu yang lama maka pasanglah penyangga khusus sebagai ganti dongkrak.
  6. Bila hanya salah satu bagian saja didongkrak (depan atau belakang), setelah mobil didongkrak berilah ganjal dan remlah roda yang tidak didongkrak agar penyangga tidak mudah tergelincir.
  7. Jangan mendongkrak mobil pada permukaan bidang miring.
  8. Bila terpakas mendongkrak di atas tanah yang gembur, tempatkan dongkrak di atas papan yang tidak mudah pecah agar dongkrak tidak terbenam ke dalam tanah.

Cara menurunkan mobil dari dongkrak:


  1. Apabila mobil ditahan dengan penyangga khusus, naikkan mobil dengan dongkrak sedikit saja dan kemudian kuncilah dongkrak tersebut.
  2. Bebaskan transmisi dan rem
  3. Sisihkan ganjal - ganjal roda dan penyangga khusus penahan mobil.
  4. Turunkan mobil perlahan - lahan dengan membuka pengunci dongkrak. Agar mobil turun perlahan maka janganlah membuka pengunci dengan cara mengejut.
  5. Apabila permukaan ban sudah menapak pada lantai ikuti gerak turun mobil dengan pelan agar sistem suspensi sampai pada posisi normal penyangga mobil. Jangan mempercepat dalam membuka pengunci karena gerak turun mobil masih akan mengejut dan kemudian berayun - ayun karena sistem suspensinya.
Teknik Mendongkrak Mobil

Teknik Mendongkrak Mobil

Teknik Mendongkrak Mobil




Selain dengan dongkrak, untuk mengangkat mobil dapat dilakukan dengan lift. Ada bermacam - macam lift yang antara lain adalah:

  1. Lift dorong Teknik Mendongkrak Mobil
  2. LIft model jembatan 
  3. Lift model lengan Teknik Mendongkrak Mobil
Read More

Kamis, 26 September 2013

Alarm Pencuri Mobil

Salah satu pengalaman terburuk bagi seorang pemilik mobil adalah peristiwa pencurian atau perusakan mobilnya, karena barang - barang seperti cassette player atau barang lainnya sangat menyolok dan mudah dicuri. Ada banyak alarm mobil yang telah dibuat orang, pada umumnya mereka memberikan sinyal peringatan bila pintu yang dipasangi saklar mikro dibuka tanpa mematikan sistem alarmnya terlebih dulu. Alarm pencuri mobil yang dipaparkan di sini tidak hanya memberikan bunyi peringatan saja, bila ada perangkat elektrik (termasuk lampu interior) dihidupkan oleh orang yang tak dikenal, tetapi alat ini juga "mematikan" mobil, sehingga seolah - olah tak dapat dikendarai. Meskipun begitu sesungguhnya alarm ini tidak mampu mencegah terjadinya peristiwa pencurian, tapi paling tidak ia membantu kita menghalang - halangi niat pencuri tersebut.

Cara kerja rangkaian

Alarm Pencuri MobilGambar di bawah ini menunjukkan diagram rangkaian alarm pencuri mobil. Unit ini cocok digunakan untuk kedua sistem bumi, baik sistem bumi positif maupun sistem bumi negatif. Dasarnya adalah sebuah penguat operasional 741 yang berfungsi sebagai pendetekssi adanya perubahan tegangan kecil dalam jalur catu dari baterai mobil. Karena tegangan catu ini selalu stabil dan bebas derau ketika mobil tidak dijalankan, maka alarm dapat disetel untuk memicu segera akibat turunnya tegangan sedikit secara mendadak ketika lampu interior dinyalakan (sewaktu filamen lampu ini dingin, resistansinya kecil). Ketika dinyalakan, arus beberapa ampere akan mengalir, sehingga tegangan pada sistem elektrik mobil jatuh. R1 dan R2 membentuk pembagi tegangan yang akan mengisi C1 hingga separuh tegangan catu. Tegangan ini diberikan langsung pada masukkan tak membali IC1. R3, VR1 dan R4 membentuk pembagi tegangan pada catu dan tegangan slider VR1 diberikan pada masukan membalikan IC1. Bila daya diberikan pada rangkaian alarm melalui salah satu sakla pengizin, maka tegangan pada slider VR1 akan naik dengan cepat bila dibandingkan C1, akibatnya keluaran IC1 dipaksa berubah ke dalam kondisi tegangan rendah. Bila VR1 disetel dengan tepat, maka tegangan mantap pada pena 2 IC1 akan sedikit lebih tinggi daripada pena 3 Bila teganan catu turun secara mendadak, tegangan pada slider VR1 ikut jatuh, sementara tegangan pena 3 IC1 tetap dipertahankan oleh C1. Jadi, pada saat itu masukan tak membalik dan karena penguatan op-amp amat tinggi, maka kelurannya dikemudikan pada tegangan tinggi mendekati tegangan catu. Keadaan ini tetapi dipertahankan sampai reset karena kini tegangan C1 dipertahankan mendekati keluaran IC1 melalui R5 dan D1. Alarm kini dalam kondisi 'dipicu'.

Separuh rangkaian lainnya adalah multivibrator astabil (osilator) yang didasarkan atas IC2 yakni pewaktu 555. Bila keluaran IC1 memiliki tegangan rendah, pena 4 (pena reset) IC2 ditahan rendah melalui R6, karena itu dioda zener D2 memiliki tegangan memadai untuk menghantarkannya. Dalam keadaan demikian keluaran IC2 (pena 3) dipaksa turun pada tegangan rendah. Setelah perubahan catu terdeteksi, keluaran IC1 menjadi tinggi, menjadikan pena reset IC2 tinggi, akibatnya kini fungsi beralih pada modus astabil. Keluaran segera dikemudikan tinggi, menyebabkan relay menjadi on dan C4 mengisi melalui R7 dan R8 mendekati tegangan catu. Ketiak mencapai dua pertiga tegangan catu, keluaran dikemudikan rendah dan C1 mengosongkan muatannya melalui R8 menuju pena 7 IC2. Bila tegangan kapasitor telah turun di bawah sepertiga tegangan catu, siklus pengisian akan berulang kembali dengan pena 3 dikemudikan tinggi. Jadi kontak relay dibuka tutup pada laju yang ditentukan oleh R7, R8, dan C4, kurang lebih 1,5 kali per detik untuk nilai komponen yang diperlihatkan. D3 dan D4 melindungi IC2 dari spike induktif. Kontak relay dapat digunakan untuk beberapa hal, antara lain sebuah kontak untuk menangani horn, sebuah lainnya untuk pemutus kontak, sehingga mobil seolah - olah tak dapat dikemudikan sekali alarm telah dihidupkan. Alarm dapat direset dengan mematikan catu selama dua sampai tiga detik.

Pemilihan komponen

Dua buah komponen paling kritis adalah kapasitor elektrolit. C1 sebaiknya dari jenis tantaluim dengan bocoran rendah. C4 disesuaikan menurut pewaktuan astabil, tetapi pewaktuan ini paling mudah disetel dengan mengubah - ubah R8 untuk mendapatkan laju yang memuaskan, resistansi yang lebih besar akan memberikan periode waktu on relay yang lebih lama. C3 sebaiknya dari jenis cakram keramik dan dihubungkan pada pnea catu IC1 (7 dan 4) sedekat mungkin. Relay yang digunakan adalah jenis 6-12V, arus kerja yang diperlukan kurang dari 100 mA. Banyaknya pasangan kontak yang diperlukan tergantung pada fasilitas alarm yang dibutuhkan oleh perancangnya.

Konstruksi dan pemasangan

Alarm Pencuri MobilGambar di bawah ini menunjukkan tata letak komponen papan strip matrik tembaga 0,1 inci (24 strip x 17 lubang), beserta pemutusan jalur tembaga yang diperlukan. Relay yang digunakan dalam prototi[ buka dari jenis rangkaian tercetak,  komponen ini ditempatkan terpisah dari papan. Tata letak mobil akan sangat menentukan posisi terbaik penempatan papan rangkaian lengkap, yang tentu saja harus disembunyikan. Dalam prototip digunakan dua buah pasangan kontak relay, sebuah langsung dihubungkan  pararel terhadap pemutus kontak. Yang terakhir in benar - benar menjadikan mobil terkunci setelah alarm dihidupkan, dan ketika relay diaktifkan pulsa - pulsa pengapian pada koil akan berhenti. Bila pengapian elektronik tidak dipasang, pasangan kontak yang dipakai di sini perlu  dari jenis heavy duty (sekurang - kurangnya 10A atau anda dapat mengawati dua pasangan relah atau lebih secara pararel). Keistimewaan sistem lainnya adalah  tersedianya fasilitas pengizin/ pemutus penyambungan. Dua buah kemungkinan ditunjukkan pertama adalah saklar kunci yang dipasang secara tersembunyi dan dapat diraih tanpa mengoperasikan perangkat elektrik mobil, kedua menggunakan saklar internal dan eksternal. Saklar internal akan menghidupkan alarm (ketika mobil ditinggalkan pemiliknya) setelah pintu mobil dibuka untuk pertama kalinya dan lampu penolong dinyalakan. Sementara itu saklar eksternal yang diletakkan tersembunyi digunakan untuk mematikan alarm sebelum pintu mobil dibuka. Saklar mikro dan lampu - lampu juga dapat dipasang pada belakang pintu mobil, bila diinginkan daerah perlindungan yang lebih luas.

Pemasangan

Putarlah VR1 penuh searah jarum dan hubungkan rangkaian alarm pada sistem elektrik mobil, namun kontak relay belum dipasang. Hubungkan voltmeter di antara pena 6 IC1 dan jalur catu negatif, akan terlihat pembacaan 2 V kira - kira. Putarlah VR1 pelan - pelan sampai rangkaian memicu dan voltmeter menunjukkan 12 V, sekarang putarlah VR1 sedikit pada arah sebaliknya. Bila rangkaian terpicu, relay akan berbunyi klik on dan off pada laju yang teratur. Matikan rangkaian, hidupkan kembali setelah beberapa detik. Tegangan pada pena 6 IC1 akan rendah. Bukalah pintu mobil sehingga lampu interior  menyala ketika rangkaian memicu. Kepekaan uni ini dapat disetel sehingga dengan arus sedikit saja alarm akan terpicu atau rangkaian alarm baru akan bekerja ketika motor starter diputar.
Read More

Pewaktu Parkir


Unit ini diperuntukkan bagia mereka yang terbiasa memakai meter parkir. Dengan unit ini diharapkan kejadian yang merugikana anda dapat dicegah, seperti misalnya anda harus mengeluarkan ongkos lagi karena lewat dari batas waktu parkir yang ditentukan. Dengan kata lin, piranti ini memberikan sinyal peringatan entah satu atau dua jam setelah ia dihidupkan,sehingga anda terbebas dari beban ongkos parkir tambahan. Unit ini dapat dimasukkan dalam saku atau tas untuk mengingatkan anda kapan anda harus kembali ke mobil.

Cara kerja rangkaian

Diagram rangkaian pewaktu parkir diperlihatkan pada gambar di bawah IC1 adalah suatu quadruple yang dikemas dalam dua buah masukan CMOS gerbang NAND, ketiga gerbangnya berkaitan dengan resistor R1, R2, VR1, dan C1, berguna untuk memperlambat osilator dari jenis serupa dengan yang dipakai pada proyek pengawas pengemudi. Karena rangkaian ini diberi daya dari sebuah baterai 9V yang mungkin diaktifkan (on), meskipun itu tidak menghidupkan buzzer peringatan sebelum jangka waktu dua jam terlampui, namun sebaiknya rangkaian dirancang dengan daya yang amat rendah, untuk itu anda dapat menggunakan gerbang CMOS dan pencacah. VR1 dapat menyetel periode waktu osilator hingga 40% agar variasi karakteristik gerbang CMOS dapat diubah - ubah. Keluaran osilator diumpankan pada masukan clock IC2, yaitu pencacah biner 14 tahapan, yang diteruskan pada sisi negatif dari masing - masing pulsa clock. Jadi Q13 beranjak dari logika 0 ke logika 1 setelah 4096 pulsa, dan Q14 beranjak dari logika 0 ke logika 1 setelah 8192 pulsa. Salah satu dari keluaran - keluaran ini dipilh oleh SW1 untuk memberikan sinyal ' pengizin' bagi gerbang IC1 sisanya. Ketika keluarannya tinggi, sinyal osilator diizinkan masuk melewati gerbang menuju basis TR1 melalui R4. Transistor ini akan menghantar bila keluaran gerbang rendah, karena itu bila keadaan ini tercapai, maka pada buzzer peringatan WD1 akan mengalir pulsa - pulsa daya yang akan mengaktifkannya. R6 dan C3 memberikan catu 6V yang dikopel balik untuk buzzer. Saklar memilih perlambatan 1 atau 2 jam sebelum buzzer diaktifkan, sehingga frekuensi osilator akan menjadi 4096/3600 atau 1,138Hz. C2 memberikan pulsa positif untuk pena reset IC2 ketika rangkaian dihidupkan, akibatnya penghitung mulai menghitung maju dari kondise semua nol. Bila pewaktu akan direset sewaktu - waktu , pasang saklar on/ off.
Pewaktu Parkir
 

Konstruksi

Gambar di bawah ini menunjukkan tata letak komponen papan strip matrik tembaga 0,1 inci ( 19strip x 37 lubang), beserta pemutusan jalur tembaga dan kawat sambungan yang diperlukan. Untuk menempatka IC atau pena - pena soldercon. Komponen diskrit sebaiknya ditaruh lebih dulu, baru kemudian pemegang IC dan kawat - kawat sambungnya. Rangkaian terpadu itu sendiri diletakkan paling akhir, perhatikan cara penanganannya. Sebaiknya buzze dan baterai juga ditaruh dalam papan rangkaian. Baterai dipasang pada papan dengan isolasi PVC dan dihubungkan dengan kawat serat tunggal, sementara buzzer ditempatkan dalam kotak dengan sekerup jenis ini. Disarankan memakai kotak  plastik, karena ini menjamin hubung singkat tak akan terjadi dalam kotak Siapkan lubang dudukan untuk menempatkan kedua saklar, siapkan pula dengan lubang - lubang kecil di atas buzzer, agar suara dapat terpancar dengan jelas. Supaya tidak berguncang - guncang, pasanglah baterai dengan double sided adhesive foam tape. Perhatikan bahwa R5 dihubungkan dari titik tengah SW1 pada hubungan 0V rangkaian pada SW26
Pewaktu Parkir

Pemasangan dan pemakaian unit

Sebelum menghubungkan titik tengah SW1 ke dalam rangkaian, sambungkan seutas kawat sementara di antar pena 6 IC1 dan jalur catu positif. Berikan daya dari baterai 9 V. Buzzer akan mengeluarkan pulsa - pulsa peringatan kurang lebih sekali setiap detiknya. Aturlah RV1 agar diperoleh laju mantap sekitar 25 pulsa per 20 detik (1,25Hz). Bila laju ini tak dapat dicapai, misalkan terlampau cepat cobalah perbesar R2 (sekitar 1 Mohm), dan bila terlampau lambat cobalah perkecil R1 (sekitar 470 kohm). Laju 1,25 Hz akan memberikan perlambatan sekitar 55 menit dalam posisi saklar 1 jam dan 110 menit untuk posisi saklar 2 jam, sehingga sisa waktu memadai bagi Anda untuk kembali ke mobil begitu mendengar bunyi peringatan. Hubungkan pena 6 IC1 pada saklar SW1, periksalah apakah waktu ini benar. Arus yang dibuang dari baterai PP3 seharusnya kurang dari 1 mA dan ketika buzzer berbunyi arus ini naik menjadi sekitar 10mA.
Pewaktu Parkir

Daftar komponen untuk pewaktu parkir

Resistor (1/4W,5%, film karbon)
R1    1 Mohm
R2   180 kOhm
R3   33 kOhm
R4    22 kOhm
R5    100 kOhm
R6    180 ohm
VR1  1 Mohm, preset horisontal mini

Kapasitor
C1   1,0 uF, polykarbonat (atau jenis non elektrolit lainnya)
C2    4,7 uF, elektrolit

Semikonduktor
IC1    CD4011AE, gerbang NAND 2 masukan quad
Ic2     CD4020AE,pencacah biner 14 tahapan
TR1   BC178

Lain - lain
WD1  buzzer solid state 6 V (arus kerja kurang dari 50mA)
SW1   saklar geser DPDT (hanya SPDT yang dipakai)
SW2   saklar geser DPDT (hanya SPDT yang dipakai)
Pena - pena soldercon atau pemegang IC
Papan strip matrik tembaga 0,1 inci (19 strip x 37 lubang)
Veropin, 7 buah
Kotak plastik untuk wadah
Baterai PP3 9V
Penjepit baterai PP3 yang cocok
Read More

Selasa, 24 September 2013

Pengapian Elektronik

Dalam beberapa tahun belakangan ini orang telah berhasil menciptakan rangkaian - rangkaian pengapian elektronik, mulai dari pengapian transistor sederhana, yang hanya menyingkirkan beban arus dari titik pemutus kontak, sampai kepada sistem pengapian pengosongan muatan kapasitif yang canggih, yang disertai pembatasan kecepatan mesin, pewaktuan tanpa kontak, dan pengendalian tegangan konstan kapasitor pengosongan. Dengan sistem ini dinyatakan bahwa keandalan sistem berhasil ditingkatkan. Namun pada kenyataannya yaitu sebelum sistem pengapian elektronik dipasang pada mobil, kebanyakan mobil memiliki setelan pewaktuan yang kurang layak, karena aksi itu pemeriksaan sistem pengapian belaka tidak akan banyak menoling meningkatkan keandalan mboil.

Rangkaian yang dipaparkan di sini secara kasar melukiskan prinsip sistem pengapian pengosongan muatan kapasitif (CDI = Capasitive Discharge Ignition). Unit ini menawarkan banyak keuntungan, di antaranya ia tidakperlu diperluas untuk menggantikan titik - titik pemutus kontak dengan metode pewaktuan pengapian tanpa kontak. Keuntungan utamanya adalah plug dan titik pemutus kontak akan bertahan lebih lama, selain itu penyalaan mesin konsisten terhadap tegangan baterai yang kecil. Yang patut dicatat juga adalah pengiritan jumlah pemakaian bensin pada kecepatan mesin yang tinggi, karena efek getaran kontak  telah diturunkan, sehingga pewaktuan dapat dipertahankan secara konsisten. Erosi busi akan berkurang, karena arus bunga api terdiri atas dua paruhan siklus yang berlawanan namun hampir sama besarnya, sementara itu arus pemutus kontak telah diturunkan sampai 250 mA saja, sehingga dapat dipastikan bahwa cadangan oksigen dan pelumas tersedia cukup layak pada kontak.

Cara kerja rangkaian

Rangkaian pengapian elektronik untuk kendaraan sistm bumi negatif diperlihatkan dalam gambar di bawah ini. TR1, TR2, R1. R2, dan lilitan primerT1membentuk suatu multivibrator astabil yang frekuensinya tergantung pada tetapan waktu L/R yaitu induktansi diri pada masing - masing paruhan lilitan primer T1 dan resistansi total R1 dan R2. Kurang lebih gelombang persegi dengan polaritas berlawanan akan muncul pada kolektor TR1 dan TR2 . akibatnya dua buah paruhan lilitan primer trafo masuk ke dalam push - pull. Keluaran penaik tegangan lilitan sekunder trafo akan diserahkan oleh jembatan dioda D4 - D7, sehingga tegangan 350 V kiran - kira akan muncul melintasi anoda ke katoda CSR1 bila unit pengapian tidak dibebani (mesin tidak dihidupkan). Jadi C3 mengisi melalui koil pengapian dengan R3 sebagai pembatas arus pengisian. Dengan anggapan C2 tidak bermuatan ketika pemutus kontak membuka, oleh R6 pulsa arus dialirkan menuju C2 melalui lintasan maju impedansi rendah D8 dan persambungan gerbang - katoda CSR1. Dengan pulsa ini, CSR! akan on dengan cepat, sehingga C3 dapat mengosongkan muatannya ke dalam lilitan primer koil pengapian. Kenaikan arus yang amat cepat dalam lilitan primer ini akan menginduksi pulsa tegangan yang amat besar dalam lilitan sekunder, yang selanjutnya akan diumpankan menuju busi  melalui distributor. Karean muatan C3 terkuras, arus pulsa akan berkurang menuju nol, CSR1 off, sejumlah energi pulsa tersimpan sebagai energi medan magnet dalam koil pengapian. Dan karena medan menghilang, GGL mundur yang diinduksian dalam lilitan primer akan mengisi lagi C3 memlui dioda- dioda dalam jempatan penyearah secara parsial. dan selanjutnya siap untuk menerima pulsa berikutnya. Dalam periode yang singkat selama CSR1 on, R3 akan membatasi arus dari transformator inverter dan memastikan bahwa kondisi hubung singkat tidak akan mempengaruhi kerja inverter. Setelah pulsa berlalui, C2 masih tetap mengisi sampai pemutus kontak menutup kembali, di mana komponen ini akan mengosongkan muatannya secara lamabat melaui R5, dengan D8 mendapat tegangan panjarnya secara lambat melalui R5, denga D8 mendapat tegangan panjar mundur. Aksi ini secara sporadis membatasi pemicuan yang disebabkan oleh getaran pemutus kontak yang sering terjadi pada kecepatan mesin yang tinggi. Dengan cara yang sama dia juga membatasi kecepatan mesin pada suatu nilai ketika pengosongan muatan secara memadai berlangsung melalui R5, sementara pemutus kontak masih tertutup agar nantinya dapat memberikan pulsa pemicu yang diperlukan ketika pemutus membuka kontak lagi. Dalam sistem yang konvensional, baterai 12 V dihubungkan melintasi lilitan primer koil melalui pemutus kontak, lazimnya juga melalui resistor balast 1 ohm atau kurang. Jadi bila titik pemutus kontak ini tetutup , arus yang besar akan mengalir melalui koil, meskipn kenaikan arus ini diperlambat akibat adanya induktansi lilitan primer koil, meskipun kenaikan arus ini diperlambat akibat adanya induktansi lilitakn primer koil dan GGL  penggerak yang kecil. Ketika titik ini membuka, arus dipaksa berhenti dengan cepat, akibatnya pada gulungan primer koil pengapian akan terjangkit GGL mundur yang besar yang selanjutnya akn ditingkatkan oleh gulungan sekunder koil dan diumpankan pada busi melalui distributor. Setelah unit pengapian elektronik terpasang, arus dalam titik pemutus kontak akan berkurang sampai kira - kira 250mA dan tak induktif, jauh lebih kecil bila dibandingkan arus 10A atau lebih dan induktif dalam sistem yang konvensional. Bagi anda yang telah berpengalaman , versi unit untuk kendaraan sistem bumi positif dapat anda kerjakan dengan menggunakan transistor untuk membalikkan sisi negati yang diperoleh bila pemutus kontak membuka, sehingga pulsa menuju positif dapat dicatukan untuk memicu CSR1.
Pengapian Elektronik



Pemilihan Komponen

Bila detil konstruksi yang diberikan di sini diikuti, tak ada hal - hal yang akan menyulitkan Anda. D4 - D7 memiliki batas tegangan 1000V untuk pengamannya, sedangkan D2 , D3 dan D8 dipilih dengan jenis yang sama untuk kesesuaiannya, batas tegangan mundurnya bisa mencapai 100 V. C3 harus dari jenis kualitas tinggi, sebab ia akan menahan arus pengosongan puncak yang tinggi. Kapasitor ini memang dirancang secara khusus untuk unit pengosongn kapasitif yang disarankan di sini. Komponen kritis berikutnya adalah thyristor, untuk ini di sini dipilih jenis 2N4444. Komponen ini mampu menahan arus sentak yang amat tinggi, di samping itu chip internalnya relatif besar mampu mendisipasikan energi puncak yang besar. Transformator T1 yang digunakan dalam inverter adalah transformator jala - jala standar yang memiliki dua buah lilitan sekunder 9V yang masing - masing memiliki batas arus 500mA.

Konstruksi 

Pekerjaan ini diawali dengan membangun rakitan tagboard kecil seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Tagboard ini memuat rangkaian pemicu dan jembatan penyearah. Veroboard tidak dianjurkan di sini, karena penyearah akan menangani tegangan sebesar 350 - 400 V. Lubangilah kotak alumunium yang sesuai untuk menampung seluruh komponen, tempatkan kedua transistor TR1 dan TR2 dengan isolasi mika, tambahkan isolasi plastiknya dan berikan perekat silikon. Periksalah apakah transisor - transistr tersebut telah terisolasi secara elektrik dengan kotak. Dioda D2 dan D3 disolderkan melintasi persambungan emiter - basis TR1 dan TR2, amati polaritasnya, sementara resistor R1 dan R2 dihubungakan di antara basis yang satu dengan kolektor yang lain. Kini transformator dapat dipasang dengan, tag solder untuk hubungan tanah ditempatkan di bawah sekrup dudukan, dan terminal lilitan '0' dihubungkan pada terminal lilitan '9' yang lain melalui persambungan D1 dan C1 pada tagboard. Terminal lilitan sekunder dapat dihubungkan pada titik - titik yang bersesuaian dalam tagboard. Tempatkan CSR1 menggunakan isolasi mika, perekat silikon, dan sekrup nylon melalui lubang tengah untuk keamanannya. Kapasitor pengosongan C3 ditaruh dengan aman dengan penjepit. Sebuh blok konektor sekerup plastik pada bagian luar kotak dalam prototip di sini. Gunakan rubber grommet untuk menangani kawat yang mencuat dari kotak, oleskan cairan tersebut setelah anda merakitnya agar diperoleh segel yang rapat. Pada gambar di atas menunjukkan rakitan dan detil antar hubungannya.
Pengapian ElektronikPengapian Elektronik

Pemasangan unit

Pilihlah permukaan datar yang cocok dekat koil, dalam bilik  mesin jauh dari sumber panas, untuk menempatkan unit ini. Siapkan empat buat lubang dudukan di setiap sudut kotak untuk menempatkan unit. Oleskan perekat secukupnya di sekitar lubang dudukan, gunakan pelat tahan goncangan untuk menyakinkan adanya kontak elektrik yang baik di antar kotak dan metal. Singkirkan kedua kawa tegangangan rendah dari koil dan periksalah apakah resistansi ballast telah dipasang entah dalam bentuk resistor atau dalam bentuk kawat resistansi dalam kawat aslinya di antara koil dan saklar pengapian. Hubungkan kawat ini pada terminal catu pengapian elektronik tanpa melepaskan kawat resistansi terlebih dulu. Hubungkan kawat yang lain, yang sebelumnya dihubungkan oleh koil pada pemutus kontak, pada terminal CB (pemutus arus). Hubungkan kawat dari terminal koil bertanda + pada terminal coil  + dan kawat koil terakhir dari hubungan - koil pada terminal ground (tanah) uni ini. Antar hubungan ini akan dibuat dengan kawat yang mampu menangani arus sekurang - kurangnya 4A (disarankan menggunakan kawat serat 23/0,2 atau yang lebih tebal), dan pakailah konektor lucar blade 0,25 inci untuk menyesuaikan dengan terminal yang ada. 
Hubungkan voltmeter pada kisar 500 V atau lebih di antara anoda CSR1 dan tanah. Hidupkan pengapiannya, periksalah apakah tegangan ini bernilai 300 - 400 V, bila inverter bekerja dengan baik, trafo akan mendengung. Hidupkan mesin secara normal, amatilah tegangan yang melintasi CSR1, nilainya tak boleh lebih rendah dari 150 - 200 V ketika keceptan mesin dinaikkan hingga kurang lebih 6000 putaran / menit. Bila ini tidak memperbaiki situasi yang ada, cobalah terlebih dahulu dengan memintas resistansi ballast jika ada. Bial masih belum berhasil, maka kemungkinan transistor inverter yang digunakan berasal dari kualitas yang jelek atau salah satu dioda D4 -D7  dalam jembatan penyearaha ada yang rusak atau memang transformator inverternya memiliki batas arua yang rendah. Tampaknya untuk komponen thyristor CSR1 dan kapasitor pengisian C3 (kedua komponen ini sering rusak) yang dipilihkan di sini jarang rewel kecuali anda sial. Kedua komponen ini memang amat diperlukan dan dalam pemakaiannya mereka mendapat tekanan yang tinggi sehingga sering rusak. Bila digunakan komponen substandar, unit pengapian boleh jadi akan gagal bekerja pada saat yang tidak menguntungkan, misalnya ketika mobil dijalankan dalam kecepatan yang tinggi. Sistem pengapian ini dapat diubah dari elektrik ke konvensional dengan cepat hanya dengan memasangkan kembali kedua kawat koil pengapian sebelumnya, agar unit ini tidka dapat beroperasi sama sekali. Setelah unit terpasang, lakukan pengujian pewaktuan pada titik - titik pemutus kontak dan spark plug yang baru untuk memastikan apakah mobil telah disetel dengan baik untuk jangka waktu yang lebih lama dibandingkan sistem yang konvensional. Beberapa sistem elektronik menyatakan keuntungan - keuntungan tambahan bila celah busi diperlebar, namun dalam praktekya dianjurkan untuk melebarkannya di ats 1,5 kali panjang aslinya, sebab tekanan tambahan akan dikenakan pada isolasi lilitan koil pengapian. 

Daftar komponen untuk pengapian elektronik

Resistor
R1, R2   --> 22O Ohm, 5W, lilitan kawat
R3         -->  4,7 kilo ohm, 5 W, lilitan kawat
R4         -->  100 ohm, 1/4 W, 5% . film karbon
R5         -->  10 kilo ohm , 1/4 W, 5%, film karbon
R6         -->  47 ohm, 5 W, lilitan kawat

Kapasitor
C1        1000uF, 25V, elektrolit
C2         47nF, 250V, polyester
C3         1 uF, 1000V DC (440V AC), dielektrik campuran
C4         10 nF, 500V, cakram keramik

Semikonduktor
D1            1N5401 (3A, 100V, dioda) 
D2 - D8     1N4007, (1A, 1000V, dioda)
                 (D2, D3, dan D8 boleh dari jenis 1 N4002, 1A, 100V)
CSR1       2N4444, thyristor (8A, 600V, tahan sentakan arus tinggi)
TR1, TR2  23055 (RCA, lebih disukai motorola)

Lain - lain
T1               Trafo, sebuah lilitan primer 240 V, dua buah lilitan sekunder 0-9V atau sebuah lilitan sekunder 9-0-9V, dengan batas arus 1/2A (daya total (A)
Tagboard
Kit dudukan untuk TR1, TR2, dan CSR1
Blok terminal sekerup plastik 4 jalur
Kotak
Konektor yang cocok
Read More

Lampu Pewaktuan


Salah satu faktor terpenting yang menentukan penampilan mobil modern adalah pewaktuan pengapiannya. Banyak perangkat mekanik mengandalkan 'telinga' untuk melakukan tugas penyetelan mobil, untuk tugas inilah perangkat elektronik mengambil peranan. Lampu pewaktuan pengapian yang dipaparkan dalam proyek ini lebih murah harganya daripada ongkos  penyetelan mobil yang diminta oleh bengkel. Unit ini dibangun untuk mengatur pewaktuan pengapian mobil Anda, dia menggunakan tabung kedip xenon lampu sinar putih dan bukan tabung sinar neon yang dipakai dalam lampu strobe komersial murahan, yang nampaknya tidak ada manfaatnya sama sekali kecuali dalam keadaan gelap gulita.

Cara kerja rangkaian 

Invverter (pembalik) menghasilkan tegangan 300 - 400V untuk mengoperasikan tabung kedip xenon secara tepat. Dasarnya adalah sebuah multivibrator L/R yang tersusun atas TR1, TR2, R1, R2 dan dua buah paruhan T1 lilitan tegangan rendah. Cara kerjanya tak jauh berbeda dengan rangkaian pengapian elektronik yang digambarkan dalam proyek yang akan datang. Tegangan bolak balik yang muncul pada T1 lilitan tegangan tinggi akan disearahkan oleh jembatan dioda D4 - D7 dan selanjutnya diperhalus oleh C2 untuk memberikan tegangan stasioner sekitar 400V melintasi komponen ini. Pulsa - pulsa pemicu tabung disadap dari pick up coil , L1, yang dililitkan pada cincin ferrit yang dalam pemakaiannya dikenakan pada kawat HT untuk spark plug no.1 . Ketika besi tersulut, pulsa arus dalam kawat HT secara induktif akan terkopel pada L1 dan akan disadap melalui pengatur kepekaan VR1 dan C3 pada gerbang CSR1. Ketika CSR1 tersulut oleh pulsa ini, C4 dikosongkan muatannya ke dalam transformator pulsa picu T2 yang memberikan pulsa EHT sekitar 4kV pada elektroda gerbang tabung kedip. Pulsa tegangan yang amat tinggi ini menyebabkan gas dalam tabung akan sedikit terionisasi, dan ternyata ionisasi ini mampu mematahkan eksistasi longsoran gas di bawah medan elektrik yang disokong oleh kapasitor yang ditempati C5. Selanjutnya akan terlihat kedipan yang menyilaukan , karena terkurasnya muatan pada C5, kendati demikian resistor R6 harus cukup besar agar CSR1 tidak dipicu sekali saja.  Kedipan menyilaukan tadi dipancarkan setiap kali silinder no.1 tersulut. Tetapan waktu R6 - C5 dan R5 - C4 telah dipilih sehingga kapasitor mengisi lagi melampui 90% tegangan yang disediakan oleh inverter dalam periode waktu di antara penyulutan tabung kedip. Laju kedip maksimum yang dapat dicapai kurang lebih 60 per detik yang sepadan dengan 7200 putaran / menit pada mesin 4 silinder.
Lampu Pewaktuan


Konstruksi

Bila dibangun sebagai unit tunggal, perangkat ini dapat ditempatkan dalam kotak dengan konstruksi serupa yang digunakan dalam unit pengapian elektronik. TR1 dan TR2 ditempatkan pada salah satu sisi kotak , komponen - komponen lainnya yang merupakan rangkaian pemicu ditempatkan pada tagboard, alasannya karena melibatkan tegangan tinggi. Pick up coil L1 dibuat dari kawat serat tunggal 25 lilitan, dibungkus dengan isolasi PVC dan ditempatkan pada cincin ferrit dengan diameter sebelah dalam 1 inci. Hubungan dari sini ke bagian rangkaian utama dibuat dari kabel lilit dari kawat serupa dengan panjang secukupnya. Tabung kedip dan kapasitor pengosongan keduanya ditempatkan dalam botol plastik, tabung kedip dipasang pada octal plug, sementara kapasitor pengsosongan disolderkan langsung pada tag - tag dari mating octal socket. Plug dan soket dipasang erat - erat ke dalam botol plasti tersebut, bila masih terasa longgar bisa anda gunakan perekat epoxy. Supaya tampak akhirnya bagus, sehingga dengan sedikit modifikasi tabung kedip dapat dimuat. Catu daya diambil dari kedua kawat lepas dengan penjepit buaya direkatkan pada saat baterai dibutuhkan.
Lampu Pewaktuan

Pemilihan komponen

T1 adalah transformator jala - jala serupa dengan yang digunakan dalam unit pengapian elektronik, sementara T2 adalah transformator pulsa yang khusus dirancang untuk menyulut tabung strobe xenon dan telah tersedia dengan tabung tersebut. Detail L1 telah ditemukan dalam paragraf sebelumnya. Komponen lain nampaknya tidak terlalu kritis, meskipun untuk kapasitor C5 orang lebih menyukai menggunakan kapasitor non elektrik dari jenis heavy duty mixed dielectric conduction. Thyristor CSR1 tidak menuntut persyaratan yang tinggi  seperti halanya dalam rangkaian pengapian elektronik, jenis yang murah juga disebutkan di sini. Tabung kedip itu sendiri memiliki tegangan kerja anoda 300 - 400V, tegangan picu kurang lebih 4 kV, dan mampu menangani laju kedip yang diminta yaitu 0 kali perdetik.Energi pengosongan kedipan tidak lebih dari 0,08 joule. 
Lampu Pewaktuan

Pemakaian Unit

Pasang koil pada kawat busi (spark plug) no.1, hubungkan kawat daya pada baterai mobil, amatilah  polaritasnya. Hidupkan mesin, aturlah VR1 sehingga diperoleh laju kedipan yang mantap. bila kedipannya terasa janggal, cobalah anda putar pick up coil pada kawat HT. Kini pewaktuan dapat diperiksa dengan mengamati tanda pewaktuan pada roda gila mesin di bawah sorohan cahaya dari taubng pengkedip, ikutilah petunjuk buku penuntuk kendaraan untuk menyetel pewaktuannya. Biasanya anda perlu melepas tabung hampa udara di atanra karburator dan distrubutornya. Bila tersedia tachometer seperti yagn dijelaskan dalam proyek, pewaktuan dapat dipilh pada kecepatan mesin tertentu. Bila tidak tersedia, biasanya buku penuntun memberikan pewaktuan statik, gunakanlah nilai ini sebaik - baiknya, jalankan mesin pada kecepatan yang paling rendah. Nilai pewaktuan tak lain adalah tingkat kemudahan penyulut silinder no.1, yang dinyatakan dalam gerakan perputaran mesin dalam derajat sebelum piston mencapai posisi top dead centre (TDC) untuk silinder tersebut.

Daftar komponen untuk rangkaian lampu pewaktu pengapian

Resistor

R1, R2  220 ohm, 5W, lilitan kawat
R3        100 ohm, 5 W, lilitan kawat
R4         1 kilo ohm, 1/4 W, 5%, film karbon
R5        220 kilo ohm, 1/4 W, 5 %, film karbon
R6        4,7 kilo ohm, 1/4W, 5%, film karbon
VR1      4,7 kilo ohm, potensiometer karbon liner

Kapasitor

C1      1000uF, 25V, elektrolit
C2      10 uF, 500 V, polyester
C3      47 nF, polyester
C4      22nF, 600 V, film plastik atau dielektrik campuran
C5      1 uF. 1000 V, dielektrik campuran

Semikonduktor

TR1, TR2  2N3055
D1             1N5402
D2 - D8     1N4007
CSR1         TAG - 600 600 V thyristor lampu

Lain - lain

T1           Lilitan primer trafo jala - jala, dua buah lilitan sekunder 0 - 9V (atau lilitan tunggal 9-0-9V dengan batas daya minimum 6VA
T2        Trafo pemicu pulsa untuk menyesuaikan tabung strobe
FT1      Tabung kedip strobe xenon, misal jenis ZFT8 (anoda 300 - 400V)
L1         Lilitan "pick up coil" pada inti cincin ferrit FX1588 (diameter bagian dalam 1 inci)
FS1      Sekering putus cepat 3A dan pemegang
Kotak, tagboard, botol untuk tabung strobe
Kawat lepas dan penjepit buaya untuk hubungan daya ke baterai
Read More

Jumat, 20 September 2013

Rangkaian Tachometer


Tachometer atau lebih dikenal sebagai alat ' penghitung putaran' adalah instrumen yang amat berguna dalam membantu menentukan setelan mobil untuk mendapatkan penampilan terbaik. Dengan penyetelan tersebut orang dapat mengatur tingkat campuran bahan akarnya, menentukan pewaktuan paling tepat untuk kecepatan mesin yang dtitetapkan pabrik. Lazimnya pengemudi mobil lebih menyukai penunjukkan kecepatan yang kontinyu ketika mereka mengendarai mobilnya. Kedua fungsi  tachometer ini dikerjakan dengan baik oleh unit yang dipaparkan berikut.

Cara kerja rangkaian

Gambar di bawah ini menunjukkan diagram rangkaian tachometer untuk kendaraan sistem bumi negatif. Unit ini menggunakan pewaktu rangkaian terpadu, NE555, dalam modus astabil, dengan R6, R7, dan C2 menentukan lebar pulsa keluaran yang muncul pada pena 3 IC tersebut.Pada keadaan stasioner keluaran pena 3 IC1 adalah rendah, transistor internal mencegah C2 mengisi muatannya dengan jalan menahan pena 7 tetap rendah. Ketika pena picu (2) diambil kurang dari sepertiga tegangan catu ( kurang lebih di bawah 3V dalam hal ini) secara mendadak dengan suatu pulsa pada basis TR1 yang menyebabkannya menghantar, maka bistabil dalam IC1 akan dipicunya. Akibatnya pena 3 menjadi tinggi, efek pemotongan transistor internal pada pena 7 akan terhapuskan, C2 akan mengisi melalui R6. Karena kapasitor mengisi muatannya, maka dia melewatkan ambang kedua pada dua per tiga tegangan catu yang dirasakan melalui pena 6. Pada keadaan demikian, bistabil akan reset, pena 3 akan menjadi rendah dan transistor internal akan mengosongkan muatan C2. Kini IC1 kembali pada keadaan stasionernya dan siap untuk dipicu kembali oleh pulsa negatif berikutnya pada pena 2. Rangkaian yang berkaitan dengan TR1 membentuk pulsa - pulsa yang masuk menjadi spike yang akan dijangkitkan ketika pemutus kontak membuka. Pulsa - pulsa mengalir melalui D1, C1, R2, R3 dan persambungan basis emiter TR1, dan makin melemah ketika C1 mulai mengisi. Dioda zener D2 membatasi amplitudo spike sebelum dia menerobos transistor, karena tegangan transien ringing dapat mencapai 400V (transien ini bagaimana pun  juga tidak akan muncul dalam sistem pengapian elektronik) ketika pemutus kontak menyela arus koil pengapian. Sekali C1 terisi, dia akan mengosongkan muatanya hanya jika pemutus kontak menutup melalui lintasan resistansi yang lebih tinggi yaitu R1. Cara ini membantu mencegah munculnya pemicuan sporadis akibat getaran pemutus kontak, meskipun setiap kali IC1 dipicu, dia tidak akan terpicu lagi/ Jadi sebuah pulsa  akan muncul pada keluaran IC1 setiap kali pemtus kontak membuka. Deretan pulsa ini selanjutnya diumpankan melalui VR1, R8 dan meter, disertai C4 yang membantu menghaluskan gelombang pulsa, sehingga meter menunjukkanl level mantap yang sebanding dengan arus rata - rata yang mengalir melalui meter. Level ini tentu sebanding dengan kecepatan mesin, sehingga dengan kalibrasi meter akan memberi pembacaan kecepatan putaran mesin dalam putaran / menit. R6, R7, dan C2 menentukan lebar masing - masing pulsa dalam deret pulsa yang melintasi meter. Tabel 11.1 menunjukkan nilai - nilai komponen ini untuk mobil bersilinder 4,6, dan 8 (suatu mesin dengan n silinder akan membuka pemutus kontak n/2 kali setiap putaran mesin). D3, C5 dan R9 memberikan catu tegangan konstan yang layak dipercaya untuk IC1 dari sistem elektrik kendaraan tersebut, karena itu mereka menentukan acuan bagi arus pulsa yang melewati meter.
Rangkaian Tachometer


Konstruksi

Gambar di bawah ini menunjukkan tata letak untuk papan strip matrik tembaga 0,1 inci (17 strip x 33 lubang), beserta pemutusan jalur tembaga yang dibutuhkan. Terpisah dari hubungan dengan catu mobil 12 V, anda harus menghubungkan pemutus kontak dengan koil pengapian. Meter yang digunakan adalah jenis 1 mA, dan untuk pembacaan yang jelas gunakanlah skala putaran 270 derajat. Skala ini selanjutnya harus dikalibrasi  untuk menunjukkan pembacaan 6000 rpm pada simpangan skala penuh.Sebagai perlengkapan tambahan yang khususnya bermanfaat dalam membantu menentukan pewaktuan dan memperbaiki penampilan, dapat anda sertakan SW1 dan R7 untuk memberikan simpangan skala penuh 1500 putaran / menit ketika SW1 membuka.
Rangkaian Tachometer
Rangkaian Tachometer

Kalibrasi

VR1 digunakan untuk mengkalibrasi meter, sebaiknya pada awalnya komponen ini disetel penuh berlawanan arah jarum jam. SW1 diatur pada kisar 1500 putaran/ menit, rangkaian dihubungkan pada masukan tachometer seperti pada gambar di atas. Aturlah VR1 untuk memberikan pembacaan nilai - nilai yang diperlihatkan dalam Tabel 11.1. Kemungkinan lain tachometer dikalibrasi dengan membandingkannya dengan instrumen yang telah dikalibrasi, tentunya bila tersedia. Skala penuh tidak diperlukan dalam mengatur nilai - nilai ini, namun dengan nilai - nilai R6/R7 yang diperlihatkan, kisar simpangan skala penuh yang lebih rendah akan seperempat bagain di bawah kisar yang lebih tinggi.

sistem bumi positif dan pemilihan komponen

Karena polaritas positif dan negatif keduanya muncul pada pemutus kontak dalam kedua jenis sistem tanah, maka pada kenyataannya tachometer yang sama dapat dipakai baik untuk kendaraan sistem bumi positif maupun negatif. Bila dijumpai pembacaan yang aneh, cobalah anda perbesar C1 menjadi 0,22 mikro farad atau bahkan 0,47 mikro farad.

Tabel 11.1Nilai - nilai R6,R7 dan C1 untuk kalibrasi 50Hz

Rangkaian Tachometer
C4 berfungsi sebagai penghalus keluaran untuk pembacaan meter sebab tanpa komponen ini pembacaan akan terganggu pada kecepatan mesin yang rendah. Usahakan agar resistansi meter keseluruhan ditambah R8 bernilai lebih dari 1 Kilo ohm, maksudnya untuk membantu mengatasi kesulitan di atas. 

Tabel 11.2 Daftar komponen untuk tachometer

Resistor (1/4W, 5%, film karbon, kecuali dinyatakan lain)
R1         --> 1,8 kilo ohm
R2, R3  --> 330 ohm
R4          --> 100 ohm
R5        --> 10 kilo ohm
R6, R7   --> lihat tabel 11.1 (2%, oksida metal)
R8         --> buat resistansi meter menjadi 1 kilo ohm bila semula kurang dari itu
R9         --> 150 ohm (1/2 W)

Kapasitor 
C1, C3    --> 100nF, polyester
C2          --> lihat tabel 11.1, polyester
C4          --> 470 uF, 6,3V , elektrolit
C5          --> 220 uF, 16 V, elektrolit

Semikonduktor
TR1     --> BC108 
IC1      --> NE555V
D1       --> 1N4148
D2       --> BZY88 C5 V6, 400 mW, 5,6 V , dioda zener
D3       --> BZX61 C9 V1, 9,1V, 1,3W, dioda zener

Lain - lain
ME1   Meter panel, resistansi koil simpangan skala penuh 1 mA minimum 1 Kohm (atau tambahkan R8 agar resistansinya menjadi 1 Kohm)
SW1    Saklar geser atau saklar toggle SPST
Papan strip matrik tembaga 0,1 inci (17strip x 33 lubang)
Veropin
Kotak

Read More

Catu Daya Kaset / Radio

Ketika terjadi lonjakan harga baterai waktu itu, orang mulai memikirkan kebutuhan catu yang layak bagi radio atau cassete player mereka, lebih - lebih bila perangkat tersebut tidak bisa menggunakan baterai. Rangkaian yang dipaparkan di sini memberikan keluaran tegangan konstan yang bervariasi di antara 6 hingga 10 V dan ditentukan oleh resistor preset, sementara batas arusnya tetap yaitu 1A. Nilai - nilai tersebut sudah mencakup kisaran tegangan yang dibutuhkan yakni 6V, 7.5V, dan 9 V. Meskipun catu dapat dibuat dari chip regulator tegangan tetap yang ada di pasaran (misalnya 7805), dipadukan dengan resistor kopel dan resistor preset, tetapi untuk memberikan gambaran yang jelas akan teknik merancang regulator itu sendiri maka di sini sengaja dipilihkan rancangan komponen diskrit.

Cara kerja rangkaian

Diagram rangkaian uni ini diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Bila digunakan baterai mobil 12 V, persambungan basis - emiter mendapat prategangan maju melalui R1, menyebabkan TR2 menarik arus melalui persambungan basis - emiter TR1 dan melewatkan arus melalui dioda zener D3. Karena itu TR1 akan on, arus mengalir ke dalam beban melalui terminal Vout dan rantai pembagi tegangan VR1 dan R2. Dengan demikian tegangan pada slider VR1 dikendalikan oleh tegangan jatuh yang melintasi dioda zener D3 dan persambungan basis - emiter TR3. Karena basis TR3 menarik arus sangat kecil dari rantai pembagi, arus yang melalui rantai hampir seluruhnya ditentukan oleh tegangan slider VR! ( secara nominal nilainya konstan yaitu tegangan zener ditambah tegangan basis - emiter TR3) dibagi oleh resistansi antara slider VR1 dan jalur 0 V. Jadi tegangan yang muncul pada terminal Vout adalah tegangan pada slider VR1 dikalikan dengan perbandingan resistansi rantai (VR1 + VR3) terhadap resistansi antara slider VR1 dan jalur 0V. 
Untuk meregulasikan tegangan keluran suatu umpan balik kekerja dengan cara sebagai beriku; suatu umpan balik bekerja dengan cara sebagai berikut; suaut penurunan kecil tegangan pada Vout akibat tambahan arus beban yang ditarik menyebabkan tegangan slider VR1 ikut turun sedikit. Penurunan tegangam emiter basi TR3 selanjutnya mengakibatkan arus kolektor TR3 jatuh, persambungan basis - emiter TR2 akan menarik arus yang lebih besar untuk mengkompensasikannnya. Dengan demikian TR2 menarik lebih banyak arus melalui persambungan basis - emiter TR1, sehingga transistor regulator TR1 lebih menghantar, Vout akan naik untuk mengkompensasi penurunan tegangan akibat naiknya arus beban. Sebaliknya turunnya permintaan arus beban dengan kenaikkan Vout dari awal yang menyertainnya menyebabkan munculnya aksi umpan bali yang berlawanan. Jadi kenaikkan atau penurnan arus beban inilah yang mendorong munculnya aksi regulasi tegangan keluaran.
Catu Daya Kaset / Radio


Batas arus

Ketika arus beban meningkat lebih lanjut, tegangan yang melintasi R2 dan persambungan emiter - basis naik sampai pada level yang dibutuhkan untuk membuat D1 dan D2 menghantar. Kedua komponen ini akan memintar arus basi TR1 ketika mereka mulai menghantar. Aksi ini sebenarnya membatasi arus yang dapat mengalir ke dalam persambungan basis emiter TR1, menghasilkan arus arus yang besarnya sebanding dengan tegangan maju D1 terhadap resistasnsi R2,yang nilainya kurang lebih 1A dan bila R2 besarnya 0.68 ohm berguna untuk meningkatkan kestabilan rangkaian regulator.
Catu Daya Kaset / Radio

Konstruksi

Gambar di atas menunjukkan tata letak untuk papan strip matrik tembaga 0,15 inci ( 9 strip x 19 lubang). Papan yang telah dilengkapi dapat ditempatkan dalam kotak alumunium kecil, dan bila diperlukan kotak lain yang lebih permanen sebaiknya papan rangkaian dipasang di bawah dashboard pada tempat yang cocok. Hubungan colokan dan soket  yang cocok harus ada untuk keluaran catu daya.  Ingatlah bahwa hubungan elektrik langsung catu daya hanya terjadi dengan sistem elektrik kendaraan dan bukan dengan sasis mobil. Biasanya kotak sekering memberikan tempat yang cocok untuk hubungan ini. Alternatif hubungan lain dapat diperoleh dari soket cigarette lighter bila komponen ini tersedia.

Pemilihan Komponen dan Pemasangan

Nilai - nilai komponen yang diperlihatkan di sini rasanya tidak akan menyulitkan anda. Salah satu gangguan yang mungkin adalah bahwa keluaran tak dapat diatur hingga 6 V dari resistor preset. Untuk ini D3 dapat diganti dengan dioda lain dari jenis 4,7 V. Dianjurkan menggunakan dioda zener 1,3W, karena dia dapat melewatkan arus 50 mA ketika TR1 sedang mencatu arus maksimum. Transistor lain yang sejenis dapat dipakai untuk menggantikan jenis yang dianjurkan untuk TR1, TR2, dan TR3, Parameter penting yang harus diamati adalah batas arus kolektor dan penguatan DC. Untuk menyetel tegangan keluaran, hubungkan catu 12V pada masukkan dan pasanglah voltmeter pada terminal keluaran. Aturlah VR1 sehingga tegangan keluaran yang dibutuhkan diperlihatkan pada meter. Bila tersedia catu bengkel variabel untuk masukkannya, periksalah apakah tegangan keluaran tetap dipertahankan konstan untuk masukan sebesar 20 V yang diturunkan nilainya hingga kurang 1,5V di atas Vout. Amati juga apakah arus keluaran hubung singkatnya sekitar 1A. 

Daftar komponen untuk catu daya kaset / radio

Resistor(1/4W , 5%, film karbon, kecuali dinyatakan lain)
R1            10 kilo ohm
R2            0,68 ohm (2 W)
R3            4,7 kilo ohm
VR1          4,7 kilo ohm peset horisontal mini

Kapasitor
C1          6,8 mikro farad, 40 V, elektrolit
C2          22 mikro farad. 25 V, elektrolit

Semikonduktor
TR1       BD132
TR2       BFY51
TR3       BC108
D1, D2   1N4148
D3          BZX61 C5 V6 (5,6 V, 1.3W, dioda zener)

Lain - lain
Kotak alumunium
Papan strip matrik tembaga 0,15 inci (9 strip x 19 lubang)
Saklar on / off DPST, bila perlu
Plug / socket atau terminal masukan / keluaran yang dibutuhkan.
Read More

Kamis, 19 September 2013

Pengisi Baterai Otomatik

Pengisi baterai lazimnya terdiri atas transformator, penyearah, dan mungkin dilengkapi dengan resistor pembatas arus. Sebenarnya alat ini dapat dipakai untuk mengisi baterai dalam waktu cukup lama tanpa merusakkan baterai tersebut. Sayangnya arus isian yang mereka berikan tidak memadai, sehingga untuk memulihkan baterai yang muatannya telah terkuras membutuhkan waktu yang lama. Pengisi baterai yang diperlihatkan di sini mencatu arus hingga 4 A sehingga dapat meningkatkan tegangan baterai hingga mendekati nilai muatan penuhnya, ketika ini tercapai pengisi akan beralih ke modus pengisian lambat, maksudnya untuk mempertahankan muatan baterai yang telah diisikan sekarang. Selanjutnya baterai dapat dibiarkan terhubung terus atau dilepas, kendati dalam tempi 3 jam sebenarnya baterai sudah cukup terpulihkan. Pengisi ini hanya cocok untuk baterai jenis lead – acid.

Cara kerja rangkaian

Gambar di bawah ini menunjukkan diagram rangkaian untuk pengisi baterai. Bagian terpenting unit ini adalah transistor persambungan tunggal yang dapat diprogram (PUT) yaitu sejenis thyristor yang membentuk basis osilator relaksasi yang mengemudikan gerbang – gerbang kedua thyristor dalam jaringan  jembatan dioda. Bila baterai tidak dihubungkan, gerbang thristor tidak diaktifkan karena osilator yang dibentuk di sekitar CSR3 tidak bekerja. Bila tersedia baterai, C2 mulai mengisi melalui R5, tegangan anoda CSR3 akan naik. Bila tegangan anoda telah melampui nilai yang ditetapkan oleh tegangan gerbang ditambah tegangan ambang offset, maka CSR3 akan menghantar dengan cepat, sehingga C2 dikuras muatannya melalui resistor R3. Unit akan off ketika arus yang mengalir padanya kurang dari batas arus genggamnya, jadi R5 harus cukup besar agar arus yang lewat tidak cukup memadai untuk mengaktifkan CSR3. Sekali unit off, C2  terkuras muatannya dan seterusnya akan mengisi kembali. Pulsa – pulsa arus yang melewati CSR3 dengan demikian ini menyebabkan pulsa – pulsa tegangan positif terjangkit pada R3, arus ini akan dialirkan melalui R1, R2, dan C1 menuju  gerbang thyristor. Frekuensi osilasi ditentukan oleh tetapan waktu R5 – C2 dan tegangan gerbang CSR3, nilainya berkisar di antara 1 -2 kHz untuk tegangan baterai. Karena frekuensi pulsa di atas frekuensi jala – jala 50 Hz, maka thyristor CSR1 danCSR2 akan menghantar lebih awal selama pergantian separuh siklus, arus akan mengalir lewat meter menuju baterai. Karena baterai mengisi muatan, tegangannya meningkat, akibatnya tegangan pada gerbang CSR3 juga ikut naik, tegangan ini besarnya bergantung penyetelan VR1. Jadi C2 harus mengisi secara cepat untuk mencapai tegangna ambang yang ditentukan oleh tegangan gerbang. Akibat naiknya tegangan dapat diisi oleh c2, dan ketika ini terjadi osilator berhenti berosilasi hingga tegangan baterai, dan tegangan ambangnya, melorot sedikit menyebabkan osilator kembali bekerja. Dengan demikian pengisi terus mempertahankan tegangan baterai pada nilai tertinggi yang masih memungkinkan unit berosilasi, yaitu pada level yang ditentukan oleh VR1 dan karakteristiknya dipengaruhi oleh burst pendek pengisian muatan baterai. LED akan menyala bila baterai dihubungkan dengan tepat pada terminal pengisi. Bila baterai secara tidak sengaja dipasang terbalik, rangkaian tidak akan rusak, karena osilasi tidak terjadi, thyristor belum menghantar.
Pengisi Baterai Otomatik

Pengisi Baterai Otomatik

Konstruksi

Pada gambar di atas menunjukkan tata letak untuk papan strip matrik tembaga 0,15 inci (16 strip x 15 lubang), beserta pemutusan jalur dan dua buah lubang dudukan yang diperlukan. Prototip dirakit dalam dua bagian kotak metal berukuran 135 x 125 x 88mm, bagian bawah kotak tersebut membentuk sasis tempat meletakkan seluruh komponen. Secara keseluruhan sasis terisolir secara elektrik dari bagaian rangakian lainnya, dia dihubungkan dengna bumi jala – jala atau bumi eksternal bila bumi jala – jala tidak tersedia. Dua buah dioda dan thyristor yang dikemas dalam plastik, CSR1 dan CSR2, terlebih dahulu disekrupkan pada lempeng alumunium, untuk selanjutnya ditempatkan dekan bagian belakang sasis berdampingan dengan trafo. Papan rangkaian ditempatkan pada trafo dengan bantuan dua buah penyangga, sementara saklar on/ off jala – jala, terminal keluaran, LED, dan meter semuanya ditampung di bagain depan panel. Karena nampaknya prototip cukup rapat, maka untuk mengawatinya Anda harus berhati – hati. Pertama – tama kerjakan pewatan jala – jala, setelah itu pasanglah papan rangkaian, dioda, dan meter. Empat buah hubungan dibuat untuk papan rangkaian: dua buah untuk gerbang thyristor pada dioda, dua buah lainnya langsung pada terminal positif dan negatif dari keluaran pengisi. Hubungan ini dibuat dengan baik menggunakan veropin atau sejenisnya. Pengawatan di antara katoda thyristor, meter, terminal – terminal keluaran dan anoda dioda sebaiknya memakai kawat yang mampu menangani arus 4 A, ambillah kabel serat 23/0,2 mm. Panel depan dapat diselesaikan dengan  Letraset atau sejenisnya dan dilapis  dengan vernis untuk melindungingya. 
Pengisi Baterai Otomatik

Pemilihan komponen

Bebarapa kesulian akan anda temukan ketika merakit rangkaian unit ini menggunakan  komponen – komponen yang diperlihatkan. Transformator adalah jenis pengisi 4 A Douglas, dengan lilitan sekunder ditap pada 0-2-9-17 V. Serupa dengan trafo, dioda dan thyristor diisyaratkan paling tidak mampu menangani arus 4 A pada tegangan balik puncak 100 V (PIV = Peak Inverse Voltage), sedangkan meter diambil dari jenis besi putar yang murah yang memberikan penunjukkan laju pengisian tanpa mengorbankan meter kumparan putar.

Pemakaian unit

Bila tersedia catu bengkel, hubungkanlah perangkat tersebut dengan polaritas yang benar pada terminal keluaran pengisi, dengan pengisi tidak terhubung ke jala – jala. Pasangkan earpiece kristal atau magnetik dengan impendasi 1 kohm atau lebih di antara katoda D3 dan tanah, hidupkan pencatu daya dan pasanglah pada tegangan minimum. Karena tegangan keluaran mulai meningkat, LED mulai bersinar, unit akan berosilasi ketika masukan mencapai 5  - 6 V. Dalam earphone tersebut terdengar bunyi. Perbesar keluaran pencatu daya hingga 13,5V, aturlah VR1 hingga unit masih berosilasi pada suatu keadaan dimana kenaikan tegangan lebih lanjut justru akan menghentikan osilasinya. Kini unit siap dioperasikan. Bila catu bengkel tidak tersedia, putarlah VR1 berlawanan arah jarum jam hingga penuh, hubungkan baterai mobil dan hidupkan unit. Pasanglah voltmeter di antara terminal – terminal keluaran pengisi. LED terlihat akan menyala, kendati demikian tak ada arus pengisian yang disimpan, kecuali jika tegangan baterai terlalu rendah. Putarlah VR1 pelan – pelan sampai osilator berosilasi, maka akan terdengar serentetan bunyi klik tak beraturan  dalam earphone atau dalam meter akan terlihat goyangan jarun penunjuk yang tak menentu arahnya. Gejala ini menunjukkan burst pengisian muatan baterai. Aturlah VR1 sampain tegangan pada terminal kelurana mencapai 13,5V, bila baterai terlah terisi dengan baik dan kondisinya memuaskan, maka pengisi segera beralih ke modus pengisian lambat, dengan arus rata – rata mungkin kurang dari 1A. Ketika baterai sedang diisi, meter harus menunjukkan laju pengisian mantap 4 – 5 A sampai muatan baterai mendekati penuh, setelah mencapai level pengisian puncak  laju pengisian baterai akan turun tak menentu. Perhatikan bawah baterai tidak mengeluarkan gas secara berlebihan (yaitu ketika ia melepaskan gas letup hidrogen dari elektrolit asam dalam sel) ketika laju pengisian tinggi. Munculnay gas hampir selalu menunjukkan bahwa tegangan pengisian yang diberikan terlalu tinggi, untuk itu perlu diingat bahwa tegangan baterai perlu dibatasi pada nilai yang dianjurkan selama pengisian, bila anda tidak menghendaki baterai rusak. 

Daftar komponen untuk pengisi baterai otomatik

Resistor (1/4 W, 5%, film karbon)

R1, R2, R3    100 ohm
R4, R8            1 kilo ohm
R5                   47 kilo ohm
R6                   560 ohm
R7                   1,2 kilo ohm
VR1                 2,2 kilo ohm, preset horisontal mini

Kapasitor

C1        10 mikro farad, 25 V, elektrolit
 C2        15 nano farad,Film polyester (Mullard C280)

Semikonduktor

D1, D2    Dioda silicon dudukan tegak dengan batas arus minimum 4 A, 100 V, missal BZY10
D3,D5     1N4002
D4            BZY88 C9 V1 9,1 V, 400 mW, diode zener
LED1       TIL209, LED merah
CSR1, CSR2   Penyearah dikendali silicon, (SCR) dengan batas arus minimum 4 A, 100V, misal MCR106, C106D
CSR3   2N6027 atau MEU21, transistor persambungan tunggal yang dapat diprogram

Lain – lain

T1   Transistor pengisi 4A Douglas, ditap pada 0-2-9-17 V( hanya tap 17 V yang digunakan )
SW1    saklar toggle on /off DPST
FS1    Sekering putus cepat 1A dan pemegang dudukan sasis
FS2    Sekering putus cepat 5 A dan pemegang
ME1  Motor pengisi 0-5A
Papan strip matrik tembaga 0,15 inci (16 strip x 15 lubang(
Kotak berukuran kurang lebih 135 x 125 x 88 mm
Lempeng untuk dudukan==== diado  dan thyristor
Kawat jala – jala
Terminal dan kawat untuk keluaran pengisi

Read More